- Back to Home »
- News »
- Film Dokumenter Pembunuhan Massal di Indonesia Menangkan BAFTA Award
Posted by : Moviners
Tuesday, 18 February 2014
Film Dokumenter Pembunuhan Massal di Indonesia Menangkan BAFTA Award
Film arahan Joshua Oppenheimer tentang pembunuhan massal di Indonesia, The Act of Killing berhasil memenangkan film dokumenter terbaik di ajang British Academy Film (BAFTA) Awards 2014.
“Hal ini membantu mempercepat perubahan mengenai bagaimana Indonesia berbicara tentang masa lalunya…media dan publik membicarakan bencana moral dalam genosida di Indonesia yang digambarkan dalam film ini,” kata Oppenheimer saat memberikan pidato kemenangan, dilansir dari Guardian.
Oppenheimer menyoroti keterlibatan Inggris dan Amerika dalam pembunuhan massal (genosida) di Indonesia tahun 1965. Ia juga mengatakan kedua negara ini memiliki tanggungjawab bersama untuk berpartisipasi dalam mengabaikan kejahatan.
Pria lulusan Universitas Harvard ini berterima kasih kepada asisten sutradara dari Indonesia yang tidak bisa tampil di acara tersebut, karena identitasnya dirahasiakan demi keamanan.
The Act of Killing (Jagal) menceritakan tentang pengakuan algojo pembunuhan massal tahun 1965, Anwar Congo. Uniknya, Joshua mendokumentasikan proses pembuatan film Anwar Congo tentang cara-cara menghabisi korban-korbannya karena dianggap PKI atau komunis. Hingga jadilah film di dalam film. Anwar tidak merasa menyesal pernah menghabisi ratusan nyawa, ia justru bangga karena merasa mengabdi pada negara, meski ia kerap dihantui bayang-bayang orang yang pernah dibunuhnya. Film ini bersetting di Medan, Sumatera Utara.
Film kontroversial ini mengungkapkan satu juta orang tewas dalam pembunuhan massa di tahun 1965-1966.
Sebelumnya, kritikus Guardian menobatkan The Act o Killing sebagai film terbaik tahun 2013. The Act of Killing juga masuk ke dalam nominasi Piala Oscar 2014 di kategori Film Dokumenter.
http://www.youtube.com/watch?v=tQhIRBxbchU&feature=player_embedded
Film arahan Joshua Oppenheimer tentang pembunuhan massal di Indonesia, The Act of Killing berhasil memenangkan film dokumenter terbaik di ajang British Academy Film (BAFTA) Awards 2014.
“Hal ini membantu mempercepat perubahan mengenai bagaimana Indonesia berbicara tentang masa lalunya…media dan publik membicarakan bencana moral dalam genosida di Indonesia yang digambarkan dalam film ini,” kata Oppenheimer saat memberikan pidato kemenangan, dilansir dari Guardian.
Oppenheimer menyoroti keterlibatan Inggris dan Amerika dalam pembunuhan massal (genosida) di Indonesia tahun 1965. Ia juga mengatakan kedua negara ini memiliki tanggungjawab bersama untuk berpartisipasi dalam mengabaikan kejahatan.
Pria lulusan Universitas Harvard ini berterima kasih kepada asisten sutradara dari Indonesia yang tidak bisa tampil di acara tersebut, karena identitasnya dirahasiakan demi keamanan.
The Act of Killing (Jagal) menceritakan tentang pengakuan algojo pembunuhan massal tahun 1965, Anwar Congo. Uniknya, Joshua mendokumentasikan proses pembuatan film Anwar Congo tentang cara-cara menghabisi korban-korbannya karena dianggap PKI atau komunis. Hingga jadilah film di dalam film. Anwar tidak merasa menyesal pernah menghabisi ratusan nyawa, ia justru bangga karena merasa mengabdi pada negara, meski ia kerap dihantui bayang-bayang orang yang pernah dibunuhnya. Film ini bersetting di Medan, Sumatera Utara.
Film kontroversial ini mengungkapkan satu juta orang tewas dalam pembunuhan massa di tahun 1965-1966.
Sebelumnya, kritikus Guardian menobatkan The Act o Killing sebagai film terbaik tahun 2013. The Act of Killing juga masuk ke dalam nominasi Piala Oscar 2014 di kategori Film Dokumenter.
http://www.youtube.com/watch?v=tQhIRBxbchU&feature=player_embedded
